Every Creature Has A Beauty

Read More

Review : Oriflame The One Lash Resistance Mascara

Make Up Review
Read More

Review : Oriflame The One Eye Liner Stylo Black

Make Up Review
Read More

Hanya Sebuah Tulisan Dari Dia yang Tak Bisa Mengungkapkan

Cerpen Fiksi
Read More

Katanya, Cobalah Ikhlas..

Cerpen Fiksi
Read More

Cerita Tentang Mereka Berdua

Cerpen Fiksi

December 22, 2013

Another Love Story

Hari ini aku dan keluargaku pindah rumah. Rumah yang menurut mereka paling baik untuk ditempati sampai akhir hayat. Letaknya memang tak jauh dari rumah yang kami tempati sebelumnya. Sebelum kami benar-benar menempati rumah baru itu, pasti ada ritual wajib yang harus kami lakukan, yaitu bersih-bersih. Andai aku punya kekuatan supranatural, aku juga pasti akan membersihkan makhluk-makhluk jahat dari sini. Tapi ini bukan sinetron, dongeng, maupun cerita di novel -_-

Hari ini kami memulai bersih-bersih. Aku kebagian membuang barang-barang di gudang. Barang yang kutemukan rongsok semua -_- Tapi ada satu benda persegi yang menarik perhatianku. Buku. Buku yang diselimuti cover pink yang simple tapi indah. Akibat rasa penasaranku yang luar biasa liarnya, tanpa pikir panjang langsung kubuka buku itu. 

Di lembar pertama aku membaca tulisan tangan yang penuh dengan seni
Buku ini adalah sebagian gambaran dari hidupku, 
Hidup yang sangat berarti bagiku tapi tidak bagi orang.

Kubuka lagi lembar selanjutnya
Apapun yang ada di hidupku sangat aku hargai,
termasuk Dia...

Lembar demi  lembar ku buka dan ku baca
Aku pernah punya Dia
Saat itu kami saling memiliki
Saat itu aku merasa sebagai orang yang paling kuat
Kalian boleh menantangku, Kalian boleh menguji kekuatanku
Tapi hanya pada saat itu, jangan sekarang.
Bu..
Aku tak tau harus cerita kepada siapa
Kau tahu betul kalau aku kuat karena dia
Tolong aku bu...

Aku mulai mendapatkan konflik di hidup pemilik buku ini. Di lembar berikutnya aku kira dia ingin membuat surat.

Disini, Suatu hari di Bulan dan Tahun ini

Bu, aku kirimkan surat ini. Aku ingin bercerita. Maaf  jika hanya cerita sedih yang kugambarkan di secarik kertas dan kukirimkan kepadamu. Maaf karena kau tak bisa melihatku bahagia. Tapi yang ingin aku perjelas bahwa "aku pernah bahagia" bu dan itu dengan dia dan karena dia. Kau kenal dia? Dia orang yang menggenggam tanganku saat aku mulai gentar. Dia satu-satunya orang yang mendengarkanku saat aku ingin didengar. Dia satu-satunya orang yang tahu bagaimana mengatasi emosiku. Dia.. segalanya bagiku setelah kalian bu.

Kau tahu kenapa aku menulis ini? Aku tidak akan mengeluh jika aku masih sanggup mengatasinya. Tapi sekarang aku menyerah untuk menghadapi ini. Aku menyerah untuk berpura-pura kuat. Aku menyerah bertingkah seakan-akan aku bisa tanpa dia. Aku kehilangan dia..

Pada saat kritis sebelum aku dan dia tak lagi akan menjadi "kami" dia selalu bertanya. Tapi mulutku tak bisa menjawab, namun hatiku selalu menjelaskan apa yang dia inginkan. Hati? Mustahil dia bisa mendengar suara hatiku. 

Aku pernah bilang kepadanya bahwa semuanya sudah berbeda.
Lalu dia bertanya "apa bedanya dulu dan sekarang? rasamu yang dulu dan sekarang"
Mulutku diam, tapi hatiku lancar menjawab "aku tidaklah tau apa bedanya karena sebenarnya semua masih sama dan akan tetap sama, terutama rasaku."
Dia berkata "Beri aku satu alasan saja kenapa aku harus bertahan!"
Mulutku tetap diam, lagi-lagi hatiku yang ambil andil "Karena aku satu-satunya yang kamu sayang, dan karena kamu yang aku cinta"

Bu, aku hancur..

Lembar surat ini buat aku penasaran akan yang punya buku dan cerita hidup ini. 
Seberapapun sulit keadaan yang aku alami, 
Aku masih yakin bahwa kami tetap saling menyayangi
 Aku masih yakin bahwa aku masih jadi satu-satunya orang yg ia sayang
Dan memang dia satu-stunya orang yang aku cinta.
Aku percaya bahwa ini bukan akhir dari "kita"
Aku masih punya harapan besar untuk menjadi "kita" di hari mendatang
Bayangan bahwa aku menjadi wanita yang kau butuhkan selalu,masih mengiang di anganku.
Aku tahu bahwa aku belum kehilangan impianku itu.
Tetaplah menyayangiku layaknya aku yang akan selalu menyayangimu.
Perdulilah padaku seperti aku selalu memperdulikanmu.
Cintailah aku sampai Tuhan tak izinkan kita untuk mencinta lagi.
Aku mohon..
Agar semuanya seperti dulu 
Saat kau selalu untukku
Dan aku juga sama.
Aku mohon...

Kenapa cerita  ini begitu membuatku pusing ? Sebenarnya karena apa mereka berpisah? Kenapa ia tak jadi mengirimkan surat ini pada ibunya? Dan pertanyaan terbesarku, seperti apa pemilik buku ini. Aku jadi sangat ingin bercerita langsung dengannya karena menurutku dia sangatlah kasihan.
Kututup buku ini dengan niat akan melanjutkan bacaan ini nanti saat aku tak disibukkan dengan rongsokan yang harus kubersihkan. Aku akan menyimpan rasa penasaranku sampai aku membaca lembar terakhir dari buku harian ini.

Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

About Me

Popular Posts

Categories

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Blogger templates

About

Copyright © Naya's | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com